senja berwacana. katanya, beritahu lah pada si pelita untuk menyala menggantikan hadirnya.

namun, ayunya senja lupa. tak ada yang seterang ia dan seluas baik posisinya, rela hadir sekejap mata dan sering kali menjadi laluan semata.

duhai asmaraloka si senja yang ayu kemayu pesona nya, bersabarlah sejenak mengisi posisi yang begitu indah.

bersabar dan mengertilah bahwa posisi istimewa yang kau terima menjadikan engkau begitu agung nya, dengan goresan warna jingga hingga merah menjadikan engkau begitu mewah. bahkan dengan segala laluan semata dapat menjadikan engkau primadona yang ditunggu banyak daksa.

senja ku sayang, bersabarlah. ketahuilah bahwa semesta menitipkan posisi yang indah hanya kepadamu saja.

tak perlu engkau meminta tukaran kepada sang surya, ataupun memandang iri si gelap gelita. ketahuilah, bahwa pesona mu merenggut waras begitu banyak jiwa.

sungguh, dalam lempengan garis cakrawala yang mustahil menjadi persegi tiga. engkau sungguh mempesona dalam segala sesuatu yang tidak dapat dilihat si buta.

sesungguhnya atma ku terdesak, untuk selalu menatap mu tanpa henti hingga tersedak. renjana ku kian menyerukan suara merdu mu, terus ingin mengetahui segala seluk tingkah lakumu.

duhai calon cinta masa depan ku. telah ku serukan kepada segala telinga, bahwa aku jatuh hati kepada lugu lucunya tingkah lakumu yang istimewa.

kepada segala sesuatu yang kau jamah, kepada segala sesuatu yang kau raba pula segala sesuatu yang menjadikan mu begitu indah.

sungguh, manisnya senyum mu serta bengis nya caramu menarik hasrat ku. begitu ingin ku jaga agar tak terkikis waktu.

cepatlah menoleh ke arahku, segeralah menatap caraku mencintaimu.

bagaimana? bagaimanakah caranya aku menjadi obat atas penat, bagaimanakah caranya aku menjadi tawa untuk segala luka.

wahai cintaku nan manisku. ceritakan lah kepada si pujangga ini, cara untuk menjadi sosok p3k bagi engkau yang telah di hajar jagat raya.

pula sebenarnya aku tidak mengerti, tidak memahami caramu menceritakan segala sedih itu. aku sungguh payah dalam hal perasaan sayang, aku benar-benar tak paham jika engkau terus bungkam.

namun, terus ku coba untuk memahami segala sesuatu yang pelik akan mu. akan terus ku usahakan untuk tidak menjadi si amatiran mengenai sikap kekasih ku.

sabitnya dibalut meronanya mawar merah, mahkotanya dibuat sangat pekat hingga menetralisir netra, samudra nya dibuat begitu indah. pula menjadikan ia begitu istimewa.

tutur sapanya begitu santun pada wanita, sikap eloknya begitu sopan pada yang lebih tua, dan wibawanya menjadikan ia begitu sempurna.

cara ia bicara begitu bijaksana, cita-citanya begitu mulia, dan yang terpenting usahanya tanpa jeda.

segala kepunyaan nya membuatku terombang-ambing akan rasa, membuatku terseret begitu jauh dalam tatapan manik matanya.

pantaskah aku terpikat? sementara aku telah lama terikat. posisi ini begitu membuatku riuh. disisi lain begitu eloknya dirimu, dan disisi ini aku telah dimiliki si pria lugu.